Rabu, 03 September 2014

Nay Pyi Taw, Myanmar, Cocok Untuk Yang Bosan dengan Jakarta.



Di Indonesia, pemindahan ibu kota masih berupa wacana. Myanmar yang kondisinya jauh tertinggal dari Indonesia sudah melakukannya hampir sembilan tahun lalu. sekarang untuk masuk ke Nay Pyi Taw bagi orang asing sangat mudah menuju ibu kota anyar tersebut.

SEJAK 2005, pemerintah junta militer Myanmar memindahkan ibu kotanya dari Yangon ke Naypyitaw. Secara internasional, kota itu lebih dikenal dengan sebutan Naypyidaw. Letaknya 320 km ke arah utara Yangon. Tidak begitu jelas alasan pemerintah memindahkan ibu kota negara. Padahal, Kota Yangon sebenarnya belum seruwet Jakarta. Jalanan di Yangon tidak pernah macet. Apalagi, Yangon, kota terbesar di Myanmar, terlarang bagi motor.


Dalam bahasa Myanmar, Naypyitaw berarti istana kerjaan. Bisa juga diartikan singgasana raja. Sejak 6 November 2005, seluruh kantor pemerintahan pusat di Myanmar boyongan ke kota tersebut. Mulai Kantor Pyithu Hluttaw (parlemen), Amyotha Hluttaw (majelis tinggi), Mahkamah Agung, kantor perdana menteri, semua kementerian, dan tentunya singgasana pemimpin tertinggi junta militer Jenderal Senior Than Shwe. Segala urusan yang berkaitan dengan pemerintah pusat harus dilakukan di Naypyitaw. Nama resmi Naypyitaw diumumkan saat Hari Tentara Nasional Myanmar pada Maret 2006.


Berbanding balik dengan beberapa tahun yang lalau, tidak semua orang bisa masuk ke Naypyitaw. Orang asing yang bebas masuk ke kota tersebut hanyalah diplomat. Itu pun biasanya atas undangan pemerintah setempat. Warga asing yang akan masuk Naypyitaw harus memakai visa khusus. Misalnya, turis dari Indonesia ingin pergi ke Naypyitaw. Maka, saat aplikasi visa di Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, dia harus sekaligus mengajukan izin masuk ke Naypyitaw. Harus menyebutkan secara rinci tempat-tempat yang akan dituju di kota tersebut, mulai tahun 2014 tepatnya bulan Juli kini warga Indonesia bebas keluar masuk Myanmar tanpa harus menggunakan Visa sesuai dengan perjanjian kedua negara. 



Bahkan, beberapa tahun yang lalu warga Myanmar tidak bebas masuk ke Naypyitaw. Hanya pekerja proyek dan pegawai kantor pemerintahan yang bisa masuk dengan pas khusus. Sekarang, meski penjagaan sudah tidak seketat tahun-tahun sebelumnya, warga Myanmar tetap merasa tidak bebas masuk ke Naypyitaw, untukmenuju Naypyitaw dari Yangon, pengunjung bisa melalui jalur darat atau udara. Untuk pesawat, sejumlah maskapai local, seperti Myanmar Airways, Yangon Airways, Air Mandalay, dan Air Bagan, sudah melayani penerbangan ke Naypyitaw. Hanya 45 menit penerbangan dari Yangon ke Naypyitaw.  Harga tiketnya sekitar USD 40 atau Rp 360 ribu. 

Rombongan kami memilih jalur udara dari Bangkok langsung menuju Nay Pyi Taw, karena keadaan tahun 2014 jauh lebih baik dan aman dari tahun-tahun sebelumnya, sarana transportasi udara sudah banyak yang melayani langsung menuju Nay Pyi taw. 

Kami tiba ti bandara Nay Pyi taw pukul 8.00 waktu setempat, disana sudah ada sopir mobil yang menunggu rombongan kami untuk dijemput, Sewa mobil di Nay Pyi Taw US$ 30/jam, selesainya rombongan kami menghadiri acara, kami menyempatkan diri untuk mengelilingi Ibu Kota Myanmar yang dianggap cukup misterius ini. 

Mendengar cerita dari pengemudi mobil, tarif tolnya di Myanmar cukup murah, hanya Ks 2.500 atau sekitar Rp 25 ribu. Bandingkan dengan tol Jakarta-Bandung yang jaraknya lebih pendek, tarifnya hampir Rp 100 ribu. "Selama perjalanan, juga wajib mengenakan longyi (sarung) agar turis semakin meyakinkan sebagai orang Myanmar," itu terjadi beberapa tahun lalu sambil menunjukan sarung yang dipakainya. 

Keliling Naypyitaw, pengunjung akan disambut dengan jalanan yang sangat lebar. Bahkan, ada jalan yang dibuat menjadi delapan lajur untuk satu arah. Siang saja, kondisinya masih sangat sepi. Sangat sedikit mobil atau motor yang melintas. Myanmar, tampaknya, memang menyiapkan Naypyitaw sebagai
kota metropolitan. Jalanan yang lebar merupakan antisipasi terhadap kepadatan lalu lintas yang mungkin terjadi pada tahun-tahun mendatang.

Meski masih sepi, sudah terlihat perencanaan kota yang matang. Perhotelan berada di kawasan pintu gerbang. Sudah ada belasan hotel yang berdiri di sana. Kawasan perbelanjaan dan restoran juga disendirikan. Begitu juga kawasan perkantoran pemerintah dan perumahan.

Belum banyak warga yang tinggal di Naypyitaw. Hanya pegawai pemerintahan dan pekerja setempat yang tinggal di sana. Selain itu, masih banyak tanah kosong. Namun, pemerintah Myanmar sudah membangun puluhan flat atau rumah susun. Semua warga tinggal di flat-flat tersebut. Mungkin upaya itu bertujuan mengantisipasi migrasi warga dari berbagai kota bila dalam beberapa tahun mendatang Naypyitaw sudah hidup. 



Semua kantor pemerintahan menjorok ke dalam. Yang terlihat dari pinggir jalan hanyalah papan nama kantor tersebut. Gedung kantor masih masuk lagi 200-300 m.  

Khusus kantor kepala negara, kepala pemerintahan (perdana menteri), parlemen, dan Mahkamah Agung berada di kompleks tersendiri yang jalan masuknya dijaga tentara Myanmar. Sopir taksi yang mengantar kami tidak berani masuk ke kawasan tersebut. "Kita tidak punya alasan untuk masuk ke sana," ucap Maung Moe.


Di Naypyitaw, terdapat beberapa tempat menarik. Salah satunya adalah Pagoda Uppasanti di bagian selatan Naypyitaw. Pagoda tersebut juga sering disebut sebagai replika Pagoda Shwedagon, pagoda terbesar di Yangon. 

Di pagoda itu, nanti dipajang patung Buddha batu yang persis dengan patung Buddha di Candi Borobudur. Patung tersebut merupakan pemberian pemerintah Indonesia pada Juni 2010. Dubes Indonesia Sebastianus Sumarsono menyerahkan patung tersebut kepada menteri agama Myanmar untuk memperingati 60 tahun hubungan Indonesia-Myanmar. Kementerian agama setempat masih menyiapkan tempat di salah satu sudut Pagoda Uppasanti untuk patung dari Indonesia itu. 


Tempat menarik yang bisa dikunjungi adalah Gem Museum, yang memajang banyak batu dan perhiasan khas Myanmar. Ada banyak taman di Naypyitaw. Di hampir setiap sudut kota, dibangun taman. Yang paling besar adalah Water Fountain Garden di samping Gem Museum. Bila malam, terdapat atraksi air mancur di taman tersebut. Semua kegiatan di Naypyitaw berhenti pada pukul 20.00.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar